ANDA MEMASUKI WILAYAH ZONA INTEGRITAS BALAI BESAR KERAMIK MENUJU WILAYAH BEBAS DARI KORUPSI DAN WILAYAH BIROKRASI BERSIH MELAYANI                                     LSPro BBK Melayani Jasa Layanan Sertifikasi Industri Hijau

PENGEMBANGAN AGREGAT DARI TANAH (ARTA) DI MERAUKE – PAPUA

back

Abstrak :

Agregat merupakan bahan yang sangat penting dalam pembuatan beton, karena berfungsi sebagai penambah kekuatan , mengurangi penggunaan semen, mengurangi penyusutan dan membentuk stabilitas beton. Mutu agregat dapat ditentukan oleh kekerasan , bentuk, gradasi, ketahanan terhadap kimia dan cuaca, serta kandungan lumpur atau pengotor lainnya. SEcara umum bahan ini sangat mudah diperoleh di Indonesia, namun dibeberapa wilayah mengalami kesulitan karena tidak adanya sumber batuan, seperti di Merauke Papua. Batuan atau agregat tersebut sangat sulit diperoleh disana, sehingga untuk memenuhi kebutuhannya didatangkan dari daerah lain seperti dari Sulawesi sehingga harganya menjadi sangat mahal. Disisi lain daerah tersebut memiliki sumber mineral berupa tanah liat yang sangat baik dimanfaatkan untuk bahan keramik dan dikembangkan menjadi agregat (yang selanjutnya disebut agregat tanah/ARTA) khususnya untuk pembuatan beton dngan mutu sedang. Tanah liat atau lempung ini berbentuk butiran halus, berwarna merah kekuningan , cukup plastis, dan memiliki nilai susut kering yangsedang. Unsur kimia yang terkandung didominasi oleh silica (> 60 % ), alumina (> 20 % ), besi (> 3 % ) dan beberapa unsur lain seperti kalsium dan magnesium dengan jumlah yang relative kecil. Dalam upaya pengembangan agregat tanah (ARTA) , dicoba melalui proses pembakaran sehingga diperoleh produk yang keras dan stabil . Proses pembentukan butiran dilakukan dengan memecah (crushing) dari bata hasil pembakaran sehingga diperoleh butiran dengan berbagai ukuran. Selanjutnya hasil pemecahan bata diayak (sieving) untuk memperoleh butiran yang sesuai persyaratan dengan ukuran 5 s/d 20 mm. Dari hasil penelitian diperoleh data bahwa suhu bakar dicapai sampai dengan 9000 C dengan waktu bara (sintering) selama 2 jam, dan menghasilkan agregat dengan nilai kekerasan 10 % (teen percent crushing value 10 % ) sebesar 9,8 ton, berat jenis 1,80 penyerapan air 16,76 % dan bobot isi gembur 1,17 kg/ltr. Uji coba pembuatan beton menghasilkan kuat tekan 28 hari sebesar 206,47 kg/cm2 dan kuat lentur sebesar 54,05kg/cm2. Dengan hasil penelitian ini dapat diindikasikan bahwa bahan tersebut dapat dikembangkan sebagai agregat buatan (ARTA) dan dapat digunakan untuk pembuatan beton struktural dengan mutu sampai dengan fc 17,5 MPa atau K.200, sehingga dapat menunjang dalam kegiatan industry konstruksi di Merauke dan sekitarnya.

Kata Kunci: Tanah liat, agregat buatan, beton structural, industry konstruksi.

Link Download : Form Permintaan ITKG